Bersama ini kami informasikan kepada bapak/ibu akan arti pentingnya sikap mental positif dalam membangun kepercayaan diri bagi para karyawan pada tingkat midle maupun top management dalam menjalankan fungsi dan tugas yang telah di percayakan perusahaan.
Kami sudah melakukan berulangkali pelatihan dengan modul Pelatihan Membangun Kepercayaan Diri (PMKD) melalui pengembangan sikap mental di Perusahaan, instansi, organisasi dan perkumpulan ternyata menunjukkan hasil yang baik dalam implementasi peserta pelatihan.
Umumnya untuk meningkatkan kwalitas SDM, perusahaan hanya memberikan pelatihan skill atau keahlian dengan mengeluarkan biaya yang sangat besar karena yakin apabila skill ditingkatkan maka kwalitas SDM juga meningkat. Ternyata keliru besar, dan akhirnya kecewa, padahal kwalitas manusia bukanlah semata kecerdasan dan ahli melainkan sangat ditentukan oleh prilaku yang kami sebut sebagai SIKAP MENTAL.
Bahkan lebih aneh lagi apabila perusahaan menginginkan SDM yang berkualitas, profesional, disiplin dan produktif yang outputnya akan menguntungkan perusahaan tetapi sama sekali tidak memberikan pelatihan-pelatihan terhadap karyawan, jawabnya adalah irasional, sebab permasalahan SDM banyak dipengaruhi oleh kondisi kerja, suasana kerja, konsekwensi perusahaan menjalankan peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama (PKB), penghasilan / gaji, jaminan kesejahteraan dan lain sebagainya. Jadi jika sama sekali tidak melakukan pelatihan, apakah karyawan mau memahami begitu saja untuk menumbuhkan sikap mental positif ?
Banyak teori pelatihan yang diberikan para pakar SDM untuk mengatasi “krisis SDM”, tetapi ternyata sangat sulit dipraktekkan oleh karyawan di masing – masing perusahaan dan bahkan lebih tragisnya, hasil yang diperoleh hanya jangka pendek selanjutnya pola kerja SDM kembali lagi pada masa sebelum pelatihan dilakukan.
Penanggulangan krisis SDM yang kami lakukan adalah berdasarkan tinjauan teori dan praktek berdasarkan pengalaman + renungan kami bertahun-tahun sebagai Manager HRD/ Personalia diberbagai jenis perusahaan, sehingga materi Pelatihan yang kami pergunakan bersumber KEBENARAN ABADI melalui hati yang menghasilkan sifat dan prilaku manusia yang sering disebut sebagai sikap mental.
Kenyataan yang tidak terbantahkan bahwa pekerja Indonesia mempunyai karakteristik yang berbeda dengan bangsa lain, tentu penanganan dan penanggulangannya harus memahami jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, sehingga dalam membangun kepercayaan diri, kami tidak menggunakan teori asing, (therapy yang diberikan akan mengubah “hati” dan “pikiran” menjadi sikap mental positif) dengan pendekatan Spiritual Quality (SQ) yang kami nyatakan sebagai “ DASAR DARI SEGALA DASAR PELATIHAN dan/ atau SUMBER DARI SEGALA SUMBER PELATIHAN “.
Berdasarkan pengalaman kami bertahun - tahun sebagai HRD Manager di berbagai jenis perusahaan, terhadap para pemimpin dilevel midle maupun top management selalu menunjukkan kekuasaan otoriter, keangkuhan/ kesombongan/ egois, iri hati, apatis terhadap perubahan dan sebagainya yang secara sadar atau tidak sangat mempengaruhi kinerja SDM dilevel staff, non staff dan/ atau pelaksana yang berakibat bersikap masa bodoh, tidak menghormati atasan dan bahkan tidak loyal terhadap perusahaan yang akhirnya menjadi bibit “pengacau perusahaan” (corporate negaholic).
Menurut Cherie Carter – Scott penulis buku yang berjudul corporate negaholic (pengacau perusahaan) bahwa corporate neghaholic ada dimana–mana dari setiap bagian perusahaan. Bisa di bagian administrasi, finance, HRD, sekretaris, supervisor, manager, atau direktur sekalipun, baik sendiri atau kelompok yang menyebar bagaikan virus yang meracuni seluruh bagian perusahaan dengan sikap sinis, anti pati dan kebosanan umum.
Corporate negaholic adalah suatu sindroma dimana seseorang secara tidak sadar membatasi kemampuan dasarnya, dan meyakinkan diri sendiri bahwa dia tidak mungkin mendapatkan apa yang diinginkan yang akhirnya menghilangkan harapan, keinginan dan cita – cita seseorang dan/ atau perusahaan tempatnya bekerja.
Corporate negaholic timbul disebabkan adanya sikap kebiasaan karyawan lebih diwarnai oleh kebiasaan untuk melindungi diri sendiri atau mempertahankan jabatan dan bukan memenuhi misi perusahaan dus tidak ada management yang mengatur adanya konsekwensi, jadi para karyawan tidak termotivasi untuk bekerja sebaik mungkin.
Berangkat dari uraian di atas dapat dikatakan corporate negaholic adalah orang yang pesimis yang sering melontarkan kalimat “tidak bisa”, “tidak ada jalan”, “mustahil”, “sangat sulit”, “percuma”, juga termasuk di dalamnya orang yang menghambat dan menghalangi tujuan perusahaan.
Untuk itu kami akan mengubah karyawan bapak/ ibu sekalian menjadi SDM yang dapat diandalkan dengan memberikan pelatihan membangun kepercayaan diri karyawan melalui pengembangan sikap mental. Demikian informasi ini kami sampaikan. Sekian terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar