Pangkalpinang (ANTARA) - PT Timah Tbk Provinsi Bangka Belitung menargetkan produksi 60 ribu ton selama 2010 atau meningkat dibanding produksi 2009 yang tercatat 50 ribu ton.
"Target maksimal produksi pada 2010 sebesar 60 ribu ton, jika tercapai 45 ribu ton saja sudah merupakan hasil yang cukup bagus jika melihat kondisi sekarang," kata Bagian Humas PT Timah Tbk Babel Wirtza Firdaus di Pangkalpinang, Jumat.
Menurut dia, PT Timah memiliki sejumlah kapal keruk untuk memproduksi biji timah di laut namun operasionalnya tergantung pada kondisi cuaca.
"Kondisi cuaca sekarang cukup ekstrem sehingga menjadi hambatan dalam menjalankan aktivitas pengerukan timah di laut," ujarnya.
Ia mengatakan, ada kapal keruk yang tidak bisa beroperasi karena gelombang tinggi dan angin kencang sehingga menjadi kendala dalam memenuhi target produksi.
"Namun demikian, kami optimistis target produksi bisa tercapai hingga akhir tahun atau setidaknya produksi pada 2010 mencapai 45 ribu ton," ujarnya.
Ia juga menjelaskan, ekspor timah pada 2009 sebesar 120 ribu ton yang berasal dari PT Timah, Kobatin dan sejumlah perusahaan smelter (perusahaan biji timah) lainnya.
"PT Timah pada 2009 memproduksi sebanyak 50 ribu ton, PT Kobatin sebesar 10 ribu ton sementara perusahaan smelter lainnya mencapai 60 ribu ton," ujarnya.
Ia mengatakan, PT Timah memiliki wilayah kuasa penambangan (KP) terbesar dibanding dengan perusahaan pertambangan lainnya yaitu seluas 140 ribu hektare.
"PT Timah memiliki KP seluas 450 ribu hektare, sementara Kobatin seluas 80 ribu hektare dan perusahaan smelter lainnya sekitar 10 ribu hektare," ujarnya.
"Target maksimal produksi pada 2010 sebesar 60 ribu ton, jika tercapai 45 ribu ton saja sudah merupakan hasil yang cukup bagus jika melihat kondisi sekarang," kata Bagian Humas PT Timah Tbk Babel Wirtza Firdaus di Pangkalpinang, Jumat.
Menurut dia, PT Timah memiliki sejumlah kapal keruk untuk memproduksi biji timah di laut namun operasionalnya tergantung pada kondisi cuaca.
"Kondisi cuaca sekarang cukup ekstrem sehingga menjadi hambatan dalam menjalankan aktivitas pengerukan timah di laut," ujarnya.
Ia mengatakan, ada kapal keruk yang tidak bisa beroperasi karena gelombang tinggi dan angin kencang sehingga menjadi kendala dalam memenuhi target produksi.
"Namun demikian, kami optimistis target produksi bisa tercapai hingga akhir tahun atau setidaknya produksi pada 2010 mencapai 45 ribu ton," ujarnya.
Ia juga menjelaskan, ekspor timah pada 2009 sebesar 120 ribu ton yang berasal dari PT Timah, Kobatin dan sejumlah perusahaan smelter (perusahaan biji timah) lainnya.
"PT Timah pada 2009 memproduksi sebanyak 50 ribu ton, PT Kobatin sebesar 10 ribu ton sementara perusahaan smelter lainnya mencapai 60 ribu ton," ujarnya.
Ia mengatakan, PT Timah memiliki wilayah kuasa penambangan (KP) terbesar dibanding dengan perusahaan pertambangan lainnya yaitu seluas 140 ribu hektare.
"PT Timah memiliki KP seluas 450 ribu hektare, sementara Kobatin seluas 80 ribu hektare dan perusahaan smelter lainnya sekitar 10 ribu hektare," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar