Jakarta (Antara) - Komisi Pemberantasan Korupsi
dianggap menjadi contoh lembaga antikorupsi di Asia Pasifik yang
ditandai dengan pemberian penghargaan Raymond Magsaysay kepada KPK.
Yayasan Raymond Magsaysay pada 25 Juli 2013 mengumumkan KPK mendapatkan penghargaan tersebut dan akan diserahkan kepada pada 31 Agustus.
"KPK pantas menerima penghargaan ini dan saya sampaikan selamat kepada KPK dan para komisioner KPK, KPK dipilih karena rekam jejak dalam pemberantasan korupsi dan kampanye antikorupsi yang berkelanjutan, ditambah keberanian untuk terus mengerjakan tujuan awal," jelas Rosario.
Ketua KPK Abraham Samad mengatakan bahwa pemberian penghargaan Raymond Magsaysay tersebut merupakan kejutan untuk KPK.
"Penghargaan ini baru pertama kali diberikan kepada institusi di Indonesia, KPK sangat mengapresiasi penghargaan ini dan merupakan kejutan untuk KPK, pemberian penghargaan ini menandakan bahwa KPK di mata dunia internasional punya arti luar biasa," kata Abraham.
Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja menjelaskan penghargaan tersebut merupakan hasil kerja keras KPK pada beberapa periode sebelumnya.
"Penghargaan ini adalah hasil kerja keras panjang teman-teman lebih dari 10 tahun lebih, bukan hanya periode ini saja, lewat penghargaan ini, KPK diharapkan dapat mewarnai pemberantasan korupsi di Asia Pasifik termasuk di Filipina dan ini adalah tonggak sejarah bagi KPK untuk mewarnai pemberantasan korupsi di Asia Pasifik," ungkap Andnan.
Sejumlah warna yang diperlihatkan KPK dalam pemberantasan korupsi menurut Adnan adalah Undang-Undang KPK yang lahir di masa reformasi dan rekrutmen pegawai serta komisioner KPK yang berbasis uji integritas.
"Kedua hal ini yang bila diikuti dapat menjadi kunci sukses lembaga pemberantasan korupsi," tambah Adnan.
KPK menjadi pemenang mewakili Indonesia dalam kategori lembaga pemerintah, sedangkan pemenang lain adalah Ernesto Domingo yaitu seorang dokter yang melakukan misi sosial melalui bidang medis di Filipina, Habiba Sarabi yaitu perempuan yang menjadi gubernur pertama di provinsi Barnyan di Afghanistan, Shakti Samuha sebagai organisasi masyarakat yang berjuang dalam gerakan antiperdagangan manusia di Nepal dan Lahpai Seng Raw yaitu perempuan pendiri organisasi kemasyarakatan untuk masalah kesehatan, pertanian dan perdamaian di provinsi Kachin, Myanmar.
Penerima penghargaan Raymond Magsaysay akan mendapatkan sertifikat, medali dan uang tunai yang akan diberikan dalam upacara pemberian penghargaan pada 31 Agustus 2013 di gedung Pusat Kebudayaan Filipina dan memberikan ceramah mengenai program kegiatan para pemenang pada 2 September.
Penghargaan Raymond Magsaysay atau sering dianggap sebagai penghargaan Nobel versi Asia yang sejak 1957 diberikan kepada mereka yang dianggap menyebarluaskan integritasnya dalam pemerintahan, kegigihannya untuk memberikan pelayanan umum, serta mendorong lingkungan masyarakat yang demokratis di Asia.
Penerima Raymond Magsaysay Award sebelumnya dari Indonesia antara lain pendiri LSM Telapak di bidang pelestarian lingkungan dan hutan Ambrosius Ruwindrijarto (2012), perempuan pemberdaya listrik di lokasi terpencil Tri Mumpuni (2011), pegiat antikorupsi Teten Masduki (2005), mantan presiden Abdurahman Wahid atau GUs Dur (1993), sastrawan HB Jassin (1987), Mochtar Lubis (1958), Pramoedya Ananta Toer (1995), dan mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin (1971).(rr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar